Hari ke-30 (Alissamiah Amelia Rambe)
Tantangan
Masyarakat dalam Menghadapi Covid-19 (Pendidikan)
Oleh:
Alissamiah Amelia Rambe
Penyebaran
penyakit menular bernama Covid-19 yang telah merenggut nyawa ribuan orang di
berbagai Negara memunculkan banyak pertanyaan dan kegelisaan. Secara medis,
penyakit ini dikaitkan dengan kuman pembawa penyakit alias penyebab dari
golongan viris korona jenis baru yang menyebabkan gangguan pernapasan luar
biasa dan kerusakan paru-paru. Penyakit yangsemula merebak di China sejak
Desember 2019 ini kemudia menyebar luas ke lebih dari 30 negara di 5 benua dan
hingga kini belum ditemukan obat penyembuhannya ataupun vaksin pencegahannya.
Penyakit ini menular dari orang ke orang melalui percikan air liur yang
tersembur ketika pengidapnya batuk atau bersin sehingga virus yang di
kandungnya menempel.
Selama
virus korona Covid-19 ini menyebar kita mungkin takut dan panik. Ketakutan itu
normal dan mendidik diri sendiri adalah cara yang bagus untuk mengimbangi
kecemasan tersebut. Dalam menanggapi wabah virus korona yang semakin meluas,
pemerintah menganjurkan untuk menerapkan social distancing. Jadi kita tetap waspada
dengan melakukan kegiatan di rumah saja.
Social
distancing adalah pembatasan sosial atau menjaga jarak untuk menghentikan atau
memperlambat penyebaran penyakit menular. Jadi kita penting menerapkan social
distancing demi mencegah virus corona Covid-19 seperti belajar di rumah secara
online bagi siswa sekolah dan mahasiswa,
Penyebaran
virus corona ini yang sangat kuat di berbagai Negara, memaksa kita untuk
melihat kenyataan bahwa dunia sedang berubah. Perubahan itu mengharuskan kita
bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan sekaligus selalu belajar
hal-hal baru. Seperti dengan pelaksanaan belajar dari rumah dengan pemanfaatan
teknologi informasi yang berlaku secara tiba-tiba membuat pendidik, siswa
ataupun mahasiswa terkejut termasuk orang tua.
Bahkan
kepala sekolah ataupun rektor dituntut untuk membuat keputusan cepat dalam
merespon surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengharuskan
sekolah atau perguruan tinggi untuk memberlakukan pembelajaran dari rumah. Guru
atau dosen pun merasa terkejut karena harus mengubah sistem belajar dan proses
belajar secara cepat. Dan pada akhirnya siswa dan mahasiswa selalu deadline
karena mendapat tugas yang menumpuk selama belajar di rumah. Dan orang tua pun
kasian kepada anaknya karena tiada habis-haisnya dalam pengerjaan tugas.
Tantangan
dalam menghadapi Covid-19 ini sangat berat, apalagi sebagai tenaga pendidik dan
pendidik, terutama media pembelajarannya melalui class online / daring seperti
aplikasi Google ClassRoom, Zoom, Youtube, maupun WhatsApp. Membuat pembelajaran
tidak efektif, sehingga materinya susah dimengerti. Seperti pendidik tidak
leluasa dalam menjelaskan materi, dan mahasiswa kurang paham akan materi
tersebut, atau siswa tidak mendengarkan apa saja yang disampaikan pendidik
akibat terkendalanya jaringan yang kurang bagus di setiap tempat.
Terlebih
lagi dengan masalah jaringan di daerah masing-masing, karena kita ketahui tidak
semua pelajar berada di tempat yang terjangkau oleh jaringan atau berada di
kota. Ada yang di pedesaan, pedalama, pegunungan dan tempat daerah yang
terpencil. Jadi pendidik juga harus paham dengan hal itu, dengan tidak
seenaknya memberikan tugas. Kita ketahui juga bahwa pendemi Covid-19 ini
keberlangsungan hidup dan pekerjaan orang tua masing-masing di tengah krisis.
Jadi kuota internet juga menjadi kendala pelajar karena tidak semua pekerjaan
orang tua sama. Kuota yang dibutuhkan menjadi melonjak dan banyak diantara
pelajar berkeluh kesah karena biaya yang dibutuhkan mereka untuk membeli kuota.
Pada
sarana aplikasi belajar sudah seharusnya menjadi perhatian bersama. Kenapa?
Tidak semua pendidik menguasai penggunaan teknologi dalam upaya pemanfaatannya
sebagai media belajar. Dengan penggunaan saluran grup telekomunikasi yang
pendidik kuasailah bisa melakukan interaksi proses pembelajaran. Pelajar
dipersilahkan untuk memahami sendiri dan di ujung sesi pembelajaran akan ada
tugas menanti. Atau bisa saja pendidik langsung memberikan tugas langsung tanpa
menyiapkan materi terlebih dahulu.
Pada
pelajar yang materi yang seharusnya disampaikan dengan cara praktik, simulasi
dan melakukan eksperimen. Pelajar atau mahasiswa harus dengan cepat berupaya
memahaminya lalu mengaplikasikannya dalam mengerjakan tugas.
Pada
fasilitas yang dibutuhkan sebagian pelajar juga kurang. Kenapa? Sebagian
pelajar tidak memiliki perangkat pendukung teknologi seperti, computer atau
laptop. Karena tidak semua orang tua mampu untuk membeli fasilitas teknologi
itu.
Selanjutnya
siswa ataupun mahasiswa harus lebih bisa mengatur waktu, karena tugas-tugas
yang diberikan sangat banyak. Supaya tidak tertekan oleh tugas yang menumpuk.
Karena tugas yang diberikan kepada mahasiswa rela ataupun harus begadang, tidak
bisa membantu orang tua di rumah, selalu di kira malas-malasan karena main
handphone mulu, tapi kenyataannya selalu mengerjakan tugas.
Jadi
kendala itu menjadi catatan penting dari dunia pendidikan yang harus mengejar
pembelajaran secara cepat. Sementara tantangan-tantangan yang harus dihadapi
pendidik maupun pelajar belum siap. Pembelajaran jarak jauh / daring ini
bukanlah metode yang efektif karena dalam pembelajaran untuk memahami konsep,
kemudian mengembangkan konsep itu sampai refleksi. Dan bukan pula membebani
siswa atau mahasiswa dengan tugas yang menumpuk setiap hari. Pembelajaran jarak
jauh harusnya mendorong siswa menjadi kreatif dan kritis dengan mengakses
sebanyak-banyaknya sumber pengetahuan, menghasilkan karya, mengasah wawasan dan
membentuk pelajar menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Tantangan-tantangan
itu membuat kita berani melangkah untuk menjadikan pembelajaran jarak jauh
sebagai kesempatan mengubah pendidikan kita. Seperti halnya kaum rebahan harus
pintar mengedukasi dan jadi contoh keluarga tentang pentingnya jaga jarak. Ada
beberapa tindakan dalam perbaikan sistem pendidikan terkait pembelajaran jarak
jauh ini.
Pertama,
pendidik harus mampu menggunakan teknologi. Karena pada tantangan pemdemi
Covid-19 dalam dunia pendidikan penyampaian dengan menggunakan IT (Informasi
Teknologi) sangat penting dalam proses pembelajaran jarak jauh atau daring. Seperti
dengan menggunakan computer, laptop dan handphone. Lewat media ini maka proses
pembelajaran akan berlangsung.
Kedua,
dalam penggunaan teknologi tidak asal-asalan lagi, pendidik ataupun pelajar
yang menggunakan teknologi dengan benar akan memiliki pengetahuan yang luas.
Kita bisa mendapatkan informasi terkini atau perkembangan dunia dengan cepat.
Bahkan kita dapat aktif di forum komunikasi Internasional yang dapat melatih
menjadi pelajar proaktif.
Ketiga,
supaya pendidik terbiasa mengajar online, dan pelajar juga terbiasa belajar
online. Pola pembelajaran jarak jauh harus menjadi bagian dari semua
pembelajaran meskipun hanya sebagai
penyempurnaan. Jadi kedepannya jika tiba-tiba ada pembelajaran jarak jauh lagi,
pendidik ataupun pelajar tidak kaget lagi untuk menghadapinya.
Pada
pembelajaran jarak jauh atau daring sebenarnya dapat meningkatkan wawasan
berpikir pelajar atau mahasiswa untuk mendalami lebih giat lagi materi yang
sudah diberikan oleh pendidik. Pelajar yang aktif dan kritis pasti akan
mempelajari lebih lanjut lagi materi pembelajaran yang di dapatnya karena akses
belajar mampu dijangkau lebih luas lagi.
Dibalik
pendemi Covid-19 ini menyimpan hikmah dan pelajaran yang bisa diambil.
Pembelajaran jarak jauh menjadi efektif bila terdapat kombinasi yang baik antar
seluruh elemen pendidikan. Baik itu kemdikbud sebagai pemerintah, guru/dosen
sebagai tenaga pendidik, dan juga pelajar sebagai objek pendidikan.
Belajar memang terkadang membosankan, tapi tetap semangat ya. Karena masa depan dimiliki oleh meraka yang percaya akan keindahan mimpi mereka.
Komentar
Posting Komentar